Senin, 20 Desember 2021

Filsafat Ilmu (Pertemuan Kelimabelas)

Filsafat Ilmu

Tugas Resume Perkuliahan Kelimabelas

Sabtu tanggal 18 Desember 2021

 

Dosen :

Ibu Dr. Fatrawati Kumari, M.Hum.

 

Nama               : Marzuki Na’ma

NIM                : 210211050114

 

Integrasi (Interkoneksi)
IlmuAmin Abdullah

 

Dikotomi:

·     Ilmu agama (truth claim) - ilmu umum;

·     Syari’ah ghairu syari’ah;

·     Normatif historis;

·     Doktrinal teologis - sosiologis, antropologis, dll;

·     Paradigma deduktif/ tunggal/ baku-paradigma keilmuan integrative interkonektif;

·      Eksklusif inklusif

Problem Ilmu Klasik

1.      Ilmu tafsir terlalu tekstual, corpus tertutup, ahistoris. (ulumul qur’an yang
mengkaji keterkaitan pesan di dalam teks dg asbanun nuzul tidak

digunakan).

2.      Hadis menjadi tradisi tertulis beku - baku. Hadis menyangkut persoalan
politik, sosial, ekonomi dan budaya yg dinamis perlu pembaharuan

pemaknaan & pemahaman.

3.      Pemahaman pd al-Qur’an & Hadis menghasilkan 4 ilmu:

·        Kalam menekankan aspek pembelaan dan pembenaran aqidah yang sepihak, sehingga coraknya lebih bersifat tegas, keras, agresif, defensif, dan apologis.

·        Fiqh mengatur sistem peribadatan kepada Allah seperti salat, zakat, puasa, haji yang terpaku pada hal mu‘âmalah seperti, wakaf, jual beli (ekonomi), dan peradilan atau tata negara.

·        Filsafat menekankan aspek logika dalam pemikiran keislaman, berangkat dari premis- premis logis yang ada dibalik teks, mencari makna,
subtansi dari pesan pesan dalam teks.

·        Tasawuf menekankan aspek esoterik.

Keempat kelompok keilmuan tersebut di atas mengalami ketegangan & gesekan antara yang satu dengan lainnya.

Oleh karena itu perlu:

-        Mengupayakan hubungan yang saling melengkapi/saling memerlukan.

-        Mengarahkan perkembangan ilmu dari normative ke historis, kemudian ke interkonektif.

-        Perlu pendekatan agama wajah ganda (double face) dalam studi agama di Indonesia, yakni pendekatan teologis-normatif dan sekaligus pendekatan historis-kritis.

-        Mendialogkan 3 epistemologi: bayani, epistemologi burhani, dan epistemologi
‘irfani.

-        Epistemologi bayani (berpusat pada teks) mendominasi & hegemonik sulit berdialog dengan epistemologi ‘irfani dan burhani (nalar/ akal) perlu dialog
untuk memahami dan mengambil manfaat dari irfani dan burhani.

-        Diperlukan Islamic Studies integrasi-interkoneksi: objek bahasan & orientasi
metodologi memanfaatkan bidang keilmuan lain & melihat kesalingterkaitan antar-disiplin ilmu.

Mempertemukan 3 ilmu/ tradisi/ budaya:

-        Budaya teks/ al-hadharah al-nash/ qauliyah

-        Budaya ilmu/ al-hadharah al-ilmu/empiris/qauniyah

-         Budaya filsafat/ al-hadharah al-falsafah

Merumuskan dialektika:

-        Hadarah al-nash, (kajian kandungan isi teks sebagai wujud komitmen keagamaan/keislaman jaminan identitas keislaman),

-        Hadârah al-‘ilm (profesional, objektif, inovatif dalam bidang keilmuan - jaminan profesional)

-        Hadârah al-falsafah (mengkaitkan muatan keilmuan dengan tanggung jawab moral etik dalam kehidupan masyarakat – jaminan kontribusi positif-emansipatif  alam kehidupan masyarakat)

0 comments:

Posting Komentar

 

Wikipedia

Hasil penelusuran

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.